Property merupakan salah satu pilihan investasi yang populer karena bisa dipastikan harganya akan selalu naik. Tapi, berinvestasi di sektor properti ini gampang-gampang susah. Jika salah perhitungan, bisa-bisa nilai properti yang diharapkan tidak sesuai dengan yang dibayangkan.
Agar tidak salah memilih properti, berikut 3 kesalahan dalam investasi properti yang harus Anda hindari:
1. Salah menentukan lokasi.
Jika ingin mendapatkan untung dari investasi ini, sebaiknya memilih properti di lokasi strategis. Jika lokasinya tergolong kurang strategis, bisa saja pemilik properti akan kesulitan untuk memasarkan properti tersebut. Kita tentu mengenal istilah sunrise dan sunset properti. Nah, daerah-daerah sunset properti (daerah tidak berkembang) inilah yang perlu dihindari.
2. Salah estimasi biaya.
Untuk mencegah terjadinya kesalahan estimasi biaya, sebaiknya investor menghitung nilai properti yang dimiliki dalam dua tahun ke depan. Jika sudah melihat keuntungan yang tepat, itu artinya penanam modal telah memilih investasi yang tepat di sektor ini.
3. Tidak memperhitungkan biaya tambahan.
Banyak investor yang hanya menghitung harga rumah yang diinginkan tanpa memperhatikan biaya tambahan. Sekadar informasi, biaya tambahan itu berupa biaya perawatan seperti biaya listrik, kebersihan dan biaya air. Jika tidak diperhitungkan, mustahil akan mendapatkan untung dari investasi ini karena selama menunggu harga propertinya naik (biasanya 1-2 tahun) pasti dibutuhkan biaya perawatan property.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
Pertama, Pastikan Anda telah memilih daerah yang strategis yang sedang berkembang. Misalnya, Anda ingin berinvestasi di Kota Wisata Batu, salah satu lokasi yang bisa Anda pilih adalah daerah sekitar tempat wisata seperti di Dusun Dresel, Desa Oro-oro Ombo yang dekat dengan Batu Night Spectaculer, Jatim Park 2, Coban Rais, dan Mega Star karena kawasan ini merupakan kawasan yang sedang berkembang.
Kedua, Tanyakan ke warga sekitar atau ke warga perumahan tentang harga pasaran rumah dan potensi kenaikan harganya. Di daerah yang sedang berkembang bisa dipastikan harga propertinya selalu naik.
Salah satu contoh adalah properti milik pengusaha asal Surabaya, Bapak Junaidi. Pada tahun akhir tahun 2016 beliau membeli properti di Dresel, Oro-oro ombo, tepatnya di perumahan D’Jagad Land seharga 600 jutaan, pada awal tahun 2018 ditawar orang 1,1 Milyar. Belum sampai 2 tahun propertinya telah mengalami peningkatan harga hampir 100% saat beliau memilih lokasi yang tepat.
Ketiga, Biaya tambahan berupa biaya perawatan selama ‘masa penantian’ naiknya harga properti perlu diperhitungkan, sebisa mungkin cari cara termudah untuk memperkecil biaya tersebut. Salah satunya bisa dengan mengikuti program sewa kelola. Salah satu program yang menarik di perumahan D’Jagad Land.
Layanan sewa kelola ini semacam sistem hospitality dimana Anda dapat memanfaatkan layanan pengelolaan rumah/villa kepada manajemen hospitality. Kalau Anda menyewa orang untuk merawat tentu biayanya mahal untuk ongkos orang tersebut. Pemanfaatan layanan sewa kelola tentu akan membuat ongkosnya lebih murah, karena bersama-sama dengan pemilik rumah yang lain.
Selain itu, layanan sewa kelola tersebut juga memungkinkan Anda untuk menyewakan rumah Anda sebagai villa/homestay tanpa repot mengurus administrasi, keuangan, mencari penyewa dan lain-lain. Anda tinggal terima bersih dari sistem bagi hasil.
Dengan itu Anda akan mendapat penghasilan tambahan yang rutin yang dapat meng-cover biaya perawatan rumah disamping investasi jangka panjangnya.
Info Lebih Lanjut, Hubungi: AGHIL 085746995990